Ridwan Kamil Takjub dengan Kekayaan Budaya Pulau Penyengat, Termasuk Akar Bahasa Persatuan Indonesia

Tanjungpinang (SN) – Ridwan Kamil yang merupakan Gubernur Jawa Barat 2018-2023, mengunjungi Pulau Penyengat untuk melihat arsitektur Masjid Raya Sultan Riau, pada Minggu (31/03/2024). Bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Ridwan Kamil berkeliling Pulau Penyengat untuk mengetahui sejarah dan budaya yang masih terjaga.
Kedatangan Ridwan Kamil di Pulau Penyengat dimulai dengan ibadah sholat Zuhur berjamaah di Masjid Sultan Riau, yang dibangun pada tahun 1803. Sebagai seorang arsitek yang telah merancang banyak masjid terkenal di Indonesia, Ridwan Kamil terkesima dengan keindahan arsitektur masjid ini, terutama setelah mengetahui bahwa salah satu bahan campurannya adalah putih telur.
Setelah itu, Ridwan Kamil mengunjungi Rumah Sotoh di pelataran Masjid Sultan Riau untuk melihat berbagai koleksi Kutubkhanah Marhum Ahmadi yang dipamerkan dalam Pameran Kitab dan Mushaf Al Qur’an.
Ia juga berziarah ke makam Raja Ali Haji dan Raja Haji Fisabilillah, dua tokoh pahlawan nasional, serta meninjau Balai Adat dan rancangan pembangunan Monumen Bahasa Nasional yang dipaparkan oleh Gubernur Ansar.
Kunjungan ini membuat Ridwan Kamil terkesan dengan kekayaan budaya dan warisan Melayu yang ada di Pulau Penyengat, termasuk karya monumental Raja Ali Haji, Gurindam Dua Belas.
“Bahasa Indonesia, sebagai bahasa persatuan bangsa, memiliki akar yang datang dari Pulau Penyengat,” katanya.
Ridwan Kamil mengajak seluruh generasi muda Indonesia untuk mempelajari sejarah bahasa Indonesia dari tempat kelahirannya ini.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Ansar atas penataan Pulau Penyengat yang rapi dan indah, dengan fasilitas yang dianggapnya sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.
Gubernur Ansar, mengakui bahwa kunjungan Ridwan Kamil sangat bermanfaat untuk penataan Pulau Penyengat ke depannya.
“Ridwan Kamil memberikan banyak masukan dan menjadi teman diskusi yang baik untuk penataan lebih baik Pulau Penyengat ini,” ujarnya.
Wartawan : Sahrul
Editor : M Nazarullah