Tanjungpinang Usulkan Enam Tradisi Lokal Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional, Pijak Tanah Mekah Paling Mendesak Dilestarikan

Tanjungpinang (SN) – Pemerintah Kota Tanjungpinang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mengajukan enam tradisi budaya lokal untuk diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Nasional pada tahun 2025. Enam tradisi itu merupakan warisan leluhur yang sarat nilai dan kearifan lokal.
Tradisi yang diusulkan meliputi Astakona, Cara Bekain Perempuan Melayu, Aqikah, Baju Potong Cina, Baju Gunting Pahang, serta Upacara Pijak Tanah Mekah. Di antara keenamnya, Pijak Tanah Mekah menjadi yang paling mendesak untuk segera dilestarikan.
Ritual sakral yang diyakini telah berlangsung hampir dua abad ini kini mulai jarang ditemukan. Jika tidak segera dijaga, dikhawatirkan tradisi tersebut akan hilang ditelan zaman. Terakhir kali prosesi ini digelar saat Hari Raya Idulfitri, 1 April lalu, oleh Raja Anwar yang mempersembahkan ritual itu untuk cucunya.
“Sebelum cucu saya menginjak tanah, saya minta anak saya untuk membawanya ke Masjid Raya Sultan Riau Penyengat. Di sanalah kami menggelar Pijak Tanah Mekah. Ini bukan sekadar upacara, tapi warisan budaya yang harus kita jaga bersama,” tutur Raja Anwar.
Baca Juga : Polemik di Simpang Melayu Kota Piring: Ini Analisa dan Solusi dari PII Tanjungpinang
Pamong Budaya Madya Disbudpar Tanjungpinang, Syafaruddin, menegaskan bahwa Pijak Tanah Mekah adalah lebih dari sekadar tradisi – ia adalah ritual sakral yang diyakini membawa berkah bagi anak-anak yang menjalani prosesi ini.
“Biasanya memang digelar saat dua hari raya besar, tapi sebenarnya bisa dilaksanakan kapan saja sesuai kesiapan keluarga. Yang terpenting, kita terus hidupkan tradisi ini agar tidak punah,” ujarnya, Jumat (11/4/2025).
Sementara itu, Kepala Disbudpar Tanjungpinang, Muhammad Nazri, menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Salah satunya dengan memperkuat dokumentasi tradisi-tradisi yang berakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
“Ini adalah bagian dari upaya kita merawat identitas budaya Melayu, menghormati warisan leluhur, dan memastikan generasi mendatang tetap mengenal akar budayanya,” tegas Nazri. (ML-SN)
Editor : M Nazarullah