Melodi Keberagaman: Menyelami Keindahan 742 Bahasa dan 478 Suku Bangsa di Indonesia

Kepala Seksi Pendidikan Islam (Pendis) Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungpinang, Fajri Mubarak, dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMA Negeri 7 Tanjungpinang, Rabu (4/9/2024) lalu. (F-Kemenag Kepri)

Tanjungpinang (SN) – Bangsa Indonesia adalah sebuah mozaik kehidupan yang menakjubkan, diwarnai dengan 742 bahasa dan dialek yang berasal dari 478 suku bangsa. Setiap bahasa, setiap dialek, adalah jendela yang membuka pandangan setiap insan ke dalam kekayaan budaya yang mendalam, yang berakar dari tradisi dan sejarah yang beraneka ragam.

Ketika semua unsur keanekaragaman ini berpadu dalam harmoni, keanekaragaman tersebut menciptakan sebuah keindahan yang luar biasa (a symphony of unity in diversity).

Hal itu sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Seksi Pendidikan Islam (Pendis) Kantor Kementerian Agama Kota Tanjungpinang, Fajri Mubarak, dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMA Negeri 7 Tanjungpinang, Rabu (4/9/2024).

Bangsa Indonesia memiliki 742 bahasa/dialek, terdiri atas berbagai suku bangsa. Jumlahnya tersebut tidak kurang dari 478 suku bangsa. Artinya, ketika kekayaan dan keanekaragaman budaya dan bahasa telah menyatu maka akan melahirkan keindahan.

“Ungkapan ini bukan hanya sekadar data, tetapi sebuah pengakuan terhadap kekuatan yang terletak dalam perbedaan kita,” tegas Fajri.

Di dalam Undang-Undang Dasar 1945, tercantum prinsip dasar yang mengukuhkan identitas seseorang sebagai bangsa yang berlandaskan pada ketuhanan Yang Maha Esa dan jaminan kebebasan beragama.

Indonesia mengakui enam agama resmi dan menghormati berbagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ini adalah landasan hukum yang memberikan ruang bagi beragam keyakinan dan praktik keagamaan untuk berkembang secara harmonis.

“Berbeda-beda tetap satu jua” adalah cerminan dari semangat Bhinneka Tunggal Ika yang mengikat kita dalam persatuan meskipun dalam keberagaman,” Fajri Mubarak menjelaskan dengan tegas.

Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk yang memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang tetap bertahan hingga saat ini. Tak heran ada banyak bahasa, kepercayaan, agama serta ras tetap terpelihara.

“Kalimat ini menegaskan bahwa keberagaman bukanlah suatu hambatan, tetapi sebuah aset yang menjadikan Indonesia unik di mata dunia,” ujarnya.

Kunci untuk menjaga keberagaman adalah sikap toleransi dan saling menghormati. Toleransi bukan hanya tentang membiarkan orang lain berbeda, tetapi tentang merayakan perbedaan tersebut sebagai bagian dari kekayaan bangsa.

“Untuk mewujudkan persatuan dalam keberagaman, perlu berpegang pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme, Prinsip kebebasan yang bertanggung jawab, dan Prinsip wawasan nusantara,” tambah Fajri.

Sebagai bangsa, semua indipidu harus terus menanamkan nilai-nilai ini dalam diri masing-masing dan generasi mendatang. Keberagaman agama, suku, dan budaya adalah harta yang tak ternilai, yang memberikan warna dan kedalaman pada identitas diri sebagai bangsa.

“Mari kita terus jaga dan rawat persatuan kita, agar keindahan yang terlahir dari keragaman ini dapat terus bersinar dengan gemilang,” harapannya.

Seumber : Kemang Kepri
Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *