Rafka Rafael Santoso: Sebuah Perjalanan Menuju Juara dan Inspirasi di Lomba Gurindam 2024

Lingga (SN) – Di tengah hiruk-pikuk persiapan pagelaran Lomba Museum 2024, nama Rafka Rafael Santoso, santri Kelas 7 PPS Wustha Baitul Quran, Dabo Singkep, Lingga, tiba-tiba mencuri perhatian. Lomba yang diselenggarakan oleh Museum Linggam Cahaya melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga pada Kamis, 22 Agustus 2024 lalu itu telah melahirkan seorang juara baru.
Rafka, yang berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Gurindam, memberikan kita semua sebuah kisah inspiratif tentang dedikasi, keteguhan, dan pencapaian di tengah segala keterbatasan itu.
Sosok yang kerap dipanggil Rafka ini, menghadapi kompetisi ini dengan rasa tidak percaya diri yang tinggi dan keadaan yang seadanya bahkan bisa dikatakan jauh dari cukup, namun dnegan semangat akhirnya membuahkan hasil.
“Saya sebetulnya tidak percaya diri, sebab kawan-kawan yang lain suaranya bagus-bagus, dan kostumnya juga bagus,” ungkapnya dengan nada jujur pada Senin, (26/08/2024).
Rafka memang mengaku merasa sangat kurang persiapan, mengingat waktu latihan yang terbatas. Dia hanya bisa berlatih bersama pembimbingnya, Nurhaisa Dewi, pada hari Sabtu siang—hari yang harus disesuaikan dengan rutinitas padat pesantren.
Namun, perjalanan menuju pagelaran ini bukanlah tanpa rintangan. Pada pagi hari saat Rafka dan Nurhaisa berangkat dari Dabo Singkep, Lingga dengan menaiki kapal RoRo. Mereka menghadapi sebuah masalah yang cukup mengganggu. Saat tiba di tempat acara, mereka baru menyadari bahwa kain songket yang dibawa tidak sesuai.
Dalam keadaan panik, Nurhaisa segera mencari pinjaman kain songket dari orang-orang di sekitar lokasi. Syukurlah, ada seorang kenalan pembimbing yang bersedia meminjamkan kain songketnya, menghindarkan mereka dari kekacauan yang lebih besar.
Tak hanya itu, perjalanan yang panjang juga membawa dampak fisik bagi Rafka. Di hari tersebut, Rafka sedang berpuasa sunnah Senin-Kamis dan merasakan kelelahan serta ketidaknyamanan pada perutnya.
Melihat kondisi ini, Nurhaisa dengan bijak menyarankan Rafka untuk berbuka puasa demi menjaga kesehatannya. Meskipun Rafka awalnya menolak, nasihat pembimbingnya akhirnya membuatnya memutuskan untuk mengikuti saran tersebut.
Saat giliran Rafka untuk tampil tiba, ia masih merasa gugup. Namun, berkat keteguhan dan dukungan dari pembimbingnya, Rafka mampu mengatasi kegugupan tersebut dan memberikan penampilan yang memukau. Momen itu berbuah manis ketika diumumkan bahwa Rafka meraih Juara 2, sebuah prestasi yang membuatnya sangat bahagia.
Egi Setiawan, Kepala PPS Wustha Baitul Qur’an, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya terhadap prestasi yang diraih oleh anak didiknya.
“Alhamdulilah, tahniah dan syabas untuk ananda Rafka atas prestasi Juara 2 Lomba Gurindam se-Kabupaten Lingga. Semoga semakin meroket prestasinya,” ungkap Egi dengan penuh kebanggaan.
Kisah Rafka Rafael Santoso adalah contoh nyata bahwa meski kita menghadapi berbagai rintangan dan keterbatasan, dengan ketekunan dan dukungan, kita bisa mencapai hal-hal yang tampaknya mustahil.
Rafka, dengan segala kesederhanaannya dan keberanian untuk menghadapi ketidakpastian, telah menunjukkan kepada kita arti sejati dari kerja keras dan keberhasilan.
Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang dan berusaha, tidak peduli seberapa besar tantangan yang kita hadapi. (*)
Sumber : Kemenag Lingga
Editor : M Nazarullah