Jemaah Haji Diimbau Jaga Kesehatan Usai Ibadah: Waspadai Cuaca Ekstrem dan Risiko Penyakit

Kementerian Kesehatan RI mengingatkan agar euforia spiritual tak membuat lengah terhadap kesehatan fisik. Cuaca ekstrem dan risiko penyakit pasca haji menjadi tantangan nyata yang perlu diwaspadai. (F-Kemenag RI)

Makkah (SN) – Kementerian Kesehatan RI mengingatkan agar euforia spiritual tak membuat lengah terhadap kesehatan fisik. Cuaca ekstrem dan risiko penyakit pasca haji menjadi tantangan nyata yang perlu diwaspadai.

Dikutip dari laman Kemenkes RI, Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr. Mohammad Imran, dalam konferensi pers di Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah, Minggu (15/6/2025), menegaskan pentingnya menjaga kesehatan selama fase pemulangan maupun setibanya di Indonesia.

“Cuaca di Arab Saudi sangat ekstrem, dengan suhu di Makkah mencapai 45°C dan Madinah hingga 47°C. Ditambah kelembapan rendah di bawah 15%, ini berpotensi memicu dehidrasi dan memperparah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, hingga gagal jantung,” ujarnya.

Hingga hari ke-44 pelaksanaan haji, tercatat sebanyak 72.000 jemaah telah menjalani perawatan jalan di tingkat kloter. Tiga besar keluhan terbanyak adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), hipertensi, dan diabetes. Sementara itu, sebanyak 238 jemaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), didominasi oleh kasus pneumonia, komplikasi diabetes, dan penyakit jantung koroner.

PPIH Arab Saudi menganjurkan jemaah untuk membatasi aktivitas fisik berat, seperti melakukan umrah sunnah berulang atau melaksanakan ibadah Arbain secara terus-menerus di Madinah. Istirahat cukup dan menjaga asupan cairan menjadi kunci agar tetap bugar hingga tiba di Indonesia.

“Bagi jemaah lansia atau yang memiliki penyakit penyerta, sebaiknya fokus pada ibadah yang tidak terlalu menguras energi seperti berzikir, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah,” imbuhnya.

Imran juga mengingatkan jemaah yang baru pulang agar segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, atau sesak napas dalam 14 hari pertama sejak tiba di Tanah Air. Hal ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk COVID-19.

“Kami mencatat ada 178 kasus COVID-19 di Indonesia hingga minggu ke-23 tahun 2025. Bagi jemaah yang masih batuk-pilek, pakailah masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan sampaikan riwayat perjalanan kepada petugas medis,” tegasnya.

Mengakhiri pernyataannya, dr. Imran menekankan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari menjaga kemabruran haji.

“Mari pulang dengan selamat, sehat, dan tetap dalam keadaan suci—bukan hanya secara spiritual, tetapi juga fisik,” tutupnya. (SN)

Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *