Tanjungpinang Usulkan Tiga Warisan Budaya ke Tingkat Nasional: Astakona Jadi Sorotan Utama

Pemko Tanjungpinang mengusulkan tiga unsur tradisi khas daerah yakni Aqiqah, Pijak Tanah Mekah, dan Astakona menjalani tahap awal penilaian untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) nasional oleh tim Kementerian Kebudayaan RI. (F-Pemko Tpi)

Tanjungpinang (SN) – Tanjungpinang kembali menorehkan langkah penting dalam upaya pelestarian budaya. Tiga unsur tradisi khas daerah yakni Aqiqah, Pijak Tanah Mekah, dan Astakona menjalani tahap awal penilaian untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) nasional oleh tim Kementerian Kebudayaan RI.

Dua dari tiga usulan, yaitu Aqiqah dan Pijak Tanah Mekah, dinilai telah memenuhi kelengkapan administrasi. Namun sorotan utama tertuju pada Astakona, seni kerajinan tangan yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Melayu Tanjungpinang. Meskipun belum sepenuhnya lengkap secara dokumentasi, Astakona disebut memiliki kekuatan nilai budaya yang sangat khas.

“Karena ini merupakan keterampilan berbasis masyarakat, perlu ada komitmen yang jelas dari daerah bila nanti ditetapkan sebagai WBTb,” ujar Ahmad Fachrurrodji, Ketua Tim Penilai WBTb, Kamis (24/7/2025).

Baca Juga : MUI Tanjungpinang Imbau Warga Jauhi Pembiayaan Berbunga: “Riba Menghancurkan, Pilih Jalan Syariah”

Astakona, yang diyakini telah hidup sejak masa leluhur, merupakan kerajinan berbasis anyaman tradisional yang sarat nilai simbolik. Tim penilai berkesempatan menyaksikan langsung proses pembuatannya yang dilakukan oleh pengrajin senior dari Lembaga Adat Melayu Kepri, Datuk Alfian dan Datuk Anwar. Proses ini tidak hanya teknis, tapi juga menyimpan filosofi mendalam yang mencerminkan harmoni, ketekunan, dan nilai spiritual masyarakat setempat.

Kepala Bidang Adat Tradisi, Nilai Budaya, dan Kesenian Disbudpar Kota Tanjungpinang, Dewi Kristina Sinaga, menyatakan kesiapan pihaknya untuk segera melengkapi kekurangan yang diperlukan.

“Penetapan ini bukan sekadar pelestarian, tapi juga bagian dari penguatan identitas budaya Tanjungpinang,” ujarnya.

Baca Juga : 6.965 Siswa Baru Dapat Seragam, Tas, dan Sepatu Gratis dari Pemko Tanjungpinang

Sementara itu, maestro Astakona, Syafaruddin, menyambut baik proses ini dan menyampaikan harapannya agar seni kerajinan tersebut bisa segera diterima sebagai warisan nasional.

“Sudah saatnya Astakona dikenal luas dan dijaga agar tak punah. Kami bahkan berencana mengusulkan pembangunan tugu Astakona di lokasi strategis sebagai simbol budaya lokal,” ungkapnya.

Menariknya, salah satu penguji, Khairul, mengungkap bahwa Astakona juga dikenal di Banjarmasin, namun memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Oleh sebab itu, ia menyarankan penamaan “Astakona Tanjungpinang” untuk menegaskan ciri khas lokalnya.

“Semoga warisan ini bisa bertahan hingga tahap akhir di Jakarta Agustus mendatang,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, hadir Fitri Yulisa dari Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri yang berharap agar kabupaten/kota di Kepri semakin aktif mengusulkan objek budaya di tahun-tahun mendatang. Ia menekankan bahwa pelestarian budaya harus terus digelorakan demi menjaga warisan leluhur untuk generasi mendatang. (SN)

Editor : M Nazarullah

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *