Evita Nursanty: Jangan Korbankan Raja Ampat Demi Tambang, Bohong Kalau Bisa Jaga Alam

Sorong (SN) – Kekayaan alam Raja Ampat kembali berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, wilayah ini tersohor sebagai surga wisata dunia dengan laut biru jernih dan gugusan terumbu karang kelas dunia. Namun di sisi lain, aktivitas pertambangan nikel yang mulai merambah kawasan ini mengancam keseimbangan ekosistemnya.
Hal itu menjadi sorotan serius Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, yang secara blak-blakan menyebut potensi konflik antara industri tambang dan kelestarian wisata sebagai pekerjaan rumah besar yang tak bisa ditunda.
“Banyak pekerjaan rumah yang harus kita tindak lanjuti. Salah satunya pembangunan industri pertambangan nikel di Raja Ampat. Ini bukan isu sepele, sudah diviralkan oleh Greenpeace, dan saya sendiri melihat langsung di lapangan—ada demonstrasi, ada keresahan,” ujar Evita usai kunjungan reses Komisi VII di Kota Sorong, Rabu (28/5/2025) lalu dikutip dari laman DPR RI.
Evita mengaku terpesona oleh kekayaan alam Raja Ampat, bukan hanya dari sisi pantai dan laut, tetapi juga dari hutan, sungai, dan ekosistem yang saling menguatkan. Menurutnya, semua itu tidak bisa dikorbankan demi tambang.
“Ekosistem pariwisata ini tidak boleh terganggu oleh ambisi usaha tambang. Kita akan angkat ini ke DPR dan cari solusi yang adil,” tegasnya.

Dalam kunjungannya, Evita juga menyoroti perusahaan tambang yang mulai membuka operasi. Ia meminta evaluasi menyeluruh terhadap izin-izin tambang dan mendesak agar pemerintah tegas dalam menentukan masa depan kawasan.
“Katanya baru beberapa perusahaan yang mulai menambang. Tapi suka tidak suka, kita harus jujur. Apakah mereka benar-benar bisa menjaga ekosistem? Bohong lah itu kalau dibilang bisa!”
Lebih lanjut, ia menuntut transparansi dari perusahaan-perusahaan tambang: bagaimana mereka akan melindungi lingkungan, mengelola limbah, serta menjamin tidak ada pencemaran laut dan terumbu karang yang menjadi ikon Raja Ampat.
“Jelaskan pada kami, apa yang akan dilakukan untuk menjamin laut tetap bersih, terumbu karang tidak rusak, dan wisata tetap hidup? Ini yang akan kami dalami di Komisi VII,” pungkasnya. (SN)
Editor : Mukhamad