Batang dan Bintan Bersinar: Dua Kawasan Strategis dalam Sorotan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok

Indonesia dan Tiongkok menandatangani empat nota kesepahaman (MoU) dan delapan poin kerja sama strategis yang berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan kesetaraan. (F-Kemenko)

Jakarta (SN) – Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, ke Indonesia tak hanya mempererat hubungan bilateral, tapi juga menjadi momentum emas bagi penguatan kerja sama ekonomi jangka panjang antara kedua negara.

Dalam kunjungan ini, Indonesia dan Tiongkok menandatangani empat nota kesepahaman (MoU) dan delapan poin kerja sama strategis yang berlandaskan prinsip saling menguntungkan dan kesetaraan.

Namun yang paling menarik perhatian adalah keseriusan kedua negara dalam membangun kawasan industri kembar (Two Countries Twin Parks/TCTP) — dengan Batang di Jawa Tengah dan Bintan di Kepulauan Riau sebagai bintangnya.

“Kami ingin menjadikan Batang seperti Shenzhen-nya Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, merujuk pada kota industri modern di Tiongkok yang kini menjadi ikon kemajuan ekonomi Asia, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (25/5/2025) lalu.

Baca Juga :Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025, Iduladha Dirayakan 6 Juni 

Kawasan Industri Terpadu Batang akan dikembangkan di atas lahan seluas 500 hektare. Lokasi ini akan diproyeksikan menjadi pusat manufaktur, logistik, dan inovasi teknologi yang mampu menarik investasi asing hingga miliaran dolar AS. Pada tahap awal saja, nilai investasi yang masuk ditargetkan mencapai USD 3 miliar.

Sementara itu, Bintan pun tak kalah strategis. Pulau yang terkenal dengan keindahan pantai dan potensi pariwisatanya ini kini siap bertransformasi menjadi kawasan industri terintegrasi yang disinergikan dengan Provinsi Fujian di Tiongkok.

“Di Bintan, mitranya adalah Provinsi Fujian. Jadi ada keseimbangan antara kawasan industri di Jawa dan luar Jawa,” kata Airlangga.

Dengan skema TCTP ini, kedua negara menargetkan terbentuknya jaringan rantai pasok yang kuat dan saling terhubung, menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas, dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif.

Tak hanya menjadi magnet investasi, pengembangan Batang dan Bintan juga menjadi simbol bahwa Indonesia siap menjadi pemain utama dalam peta industri global.

“Pemerintah akan terus mengawal inisiatif strategis ini agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat Indonesia dan mitra kita di Tiongkok,” tegas Menko Airlangga. (SN)

Sumber : Menkoekon
Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *