KBB Kepri Soroti Nasib Pelajar di Pulau Rempang: Desak Pemerintah Tanggap atas Dampak Konflik

Pengajar Muda Komunitas Bakti Bangsa saat memberi pendidikan gratis kepada puluhan anak-anak di Suka Berenang, Tanjungpinang. (F-Ist KBB)

Tanjungpinang (SN) – Aktivis Komunitas Bakti Bangsa Provinsi Kepulauan Riau (KBB Kepri) mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera memperhatikan nasib pelajar yang tinggal di kawasan konflik di Pulau Rempang, menyusul diberlakukannya Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pembangunan Rempang Eco City.

Sekretaris KBB Kepri, Merry Dwi Afrillina, menyatakan kekhawatirannya terkait dampak psikologis yang mungkin dialami oleh 678 pelajar SDN 24 dan SMPN 22 yang tinggal di kawasan dekat lokasi konflik.

Merry menegaskan bahwa peristiwa traumatis yang terjadi pada tahun 2023, seperti gangguan psikologis yang dialami sejumlah pelajar, bisa saja terulang jika tidak ada perhatian serius dari pihak berwenang.

“Tahun lalu, banyak pelajar yang mengalami trauma. Kami sangat khawatir kejadian serupa akan terjadi lagi. Sampai kapan mereka harus merasakan ketakutan ini?,” ujar Merry yang juga merupakan mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, di Tanjungpinang, Rabu (18/12/2024).

Ia juga menyoroti peristiwa kekerasan terhadap warga Pulau Rempang yang terjadi pada Rabu dini hari, 18 Desember 2024, yang menyebabkan 8 orang menjadi korban. Meskipun identitas pelaku dan motifnya belum jelas, Merry mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas.

“Intimidasi dan kekerasan seperti ini harus segera dihentikan. Kami meminta pemerintah untuk segera melakukan upaya mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang, serta memberikan perlindungan kepada warga, khususnya anak-anak,” tambah Merry dengan tegas.

Menurutnya, para pelajar adalah aset berharga bangsa yang dilindungi oleh konstitusi. Mereka adalah generasi penerus yang harus dijaga dari segala bentuk kekerasan, agar dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan aman.

“Pelajar seharusnya mendapatkan ruang yang aman untuk belajar dan bermain, tanpa harus menyaksikan atau terlibat dalam peristiwa kekerasan yang mengerikan. Kami meminta kepada semua pihak untuk menghentikan aksi kekerasan di Pulau Rempang, karena ini dapat menimbulkan kemarahan dari masyarakat di seluruh negeri,” tegas Merry.

Aktivis ini juga menekankan pentingnya perhatian pemerintah untuk memastikan masa depan pelajar di Pulau Rempang tetap terjamin, bebas dari gangguan dan trauma akibat konflik yang sedang berlangsung.

Ket Foto : Pengajar Muda Komunitas Bakti Bangsa saat memberi pendidikan gratis kepada puluhan anak-anak di Suka Berenang, Tanjungpinang

Wartawan : Sahrul
Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *