Ria Saptarika Serap Aspirasi dan Diskusikan Terkait Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Pangan

Sanator RI asal Provinsi Kepualauan Riau (Kepri) Ria Saptarika melakukan kunjungan penting ke Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (5/11/2024). (F-Tim Ria)

Tanjungpinang (SN) – Sanator RI asal Provinsi Kepualauan Riau (Kepri) Ria Saptarika melakukan kunjungan penting ke Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (5/11/2024).

Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan reses anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), yang bertujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat serta mendiskusikan isu-isu penting terkait perkembangan hilirisasi pertambangan dan ketahanan pangan di daerah.

Setibanya di kampus UMRAH, Ria Saptarika disambut hangat oleh Rektor UMRAH, Agung Dhamar Syakti, Kepala Dinas Energidan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepri, Muhammad Darwin.

Pertemuan ini berlangsung di Gedung Satu Gurindam, UMRAH di Pulau Dompak, Tanjungpinang yang berjalan dalam suasana yang sangat akrab, kondusif dan penuh semangat.

Dalam pertemuan tersebut, Ria Saptarika menekankan pentingnya menyerap aspirasi masyarakat, terutama dalam konteks energi sumber daya mineral, batu bara, pasir laut, dan ketahanan pangan.

“Kunjungan ini merupakan momen penting untuk berdialog langsung dengan akademisi di UMRAH, yang memiliki peran strategis dalam pengembangan potensi maritim dan sumber daya di Provinsi Kepri,” ujar Ria.

Diskusi pertama difokuskan pada ketahanan pangan di Provinsi Kepri. Ria mengungkapkan tantangan yang dihadapi daerah ini.

“Kita semua tahu bahwa Provinsi Kepri tidak dapat dijadikan sebagai lumbung pangan karena keterbatasan lahan. Dengan luas wilayah yang didominasi lautan mencapai 96 persen, sedangkan daratan hanya 4 persen, sangat sulit untuk mengembangkan pertanian secara luas,” jelasnya.

Selain itu, pembahasan meliputi potensi pertambangan timah di Provinsi Kepri, terutama yang berasal dari Karimun dan Tanjung Batu. Ria menyoroti langkah positif dalam hilirisasi produk timah.

“Alhamdulillah, saat ini timah sudah diolah menjadi produk jadi seperti bahan solder dan serbuk timah untuk solder. Ini menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan sumber daya kita,” ujarnya dengan bangga.

Salah satu isu yang juga menjadi fokus diskusi adalah eksplorasi pasir laut untuk diekspor ke luar negeri. Ria menyatakan pendapatnya tentang pentingnya mengevaluasi dampak dari ekspor tersebut.

“Ekspor pasir laut, terutama yang ditujukan untuk memperluas wilayah daratan Singapura, perlu dikaji lebih mendalam. Meskipun ada potensi manfaat, kita harus memastikan bahwa keuntungan tersebut tidak hanya menguntungkan negara tetangga,” tegasnya.

Ria menekankan pentingnya memikirkan manfaat jangka panjang bagi Provinsi Kepri. “Kita harus mempertimbangkan seberapa besar manfaat yang akan kita peroleh dan dampak yang mungkin timbul. Ini adalah isu yang kompleks, dan perlu pendekatan yang hati-hati agar kepentingan daerah tetap terjaga,” tutupnya.

Kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan antara legislatif dan akademisi, tetapi juga membuka ruang diskusi yang konstruktif dalam menghadapi tantangan pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau.

Ria Saptarika berharap hasil dari pertemuan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan kebijakan yang lebih baik untuk masyarakat Kepri ke depannya. (Na)

Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *