Masyarakat Pulau Penyengat Gelar Tradisi Mandi Safar di Penghujung Bulan Safar

Masyarakat Pulau Penyengat menggelar tradisi tahunan Mandi Safar pada penghujung bulan Safar, sebuah acara yang sarat dengan nilai keagamaan dan budaya. Terlihat Pj Walikota Tanjungpinang, Andri Rizal. saat memnadikan salah satu peserta, Rabu (4/9/2024). (F-Pemko Tpi)

Tanjungpinang (SN) – Masyarakat Pulau Penyengat menggelar tradisi tahunan Mandi Safar pada penghujung bulan Safar, sebuah acara yang sarat dengan nilai keagamaan dan budaya. Acara ini berlangsung di Balai Kelurahan Penyengat dan dihadiri oleh Penjabat (Pj) Walikota Tanjungpinang, Andri Rizal, Rabu (4/9/2024).

Mandi Safar merupakan salah satu tradisi Melayu yang telah diwariskan turun-temurun di Pulau Penyengat dan tetap terjaga dengan baik hingga saat ini. Tradisi ini, yang telah berlangsung selama ratusan tahun, dilaksanakan setiap tahun pada bulan Safar dalam kalender Hijriah. Mandi Safar dikenal sebagai upaya untuk menolak bala dan mendatangkan keselamatan bagi masyarakat.

Dalam sambutannya, Pj Walikota Andri Rizal mengapresiasi pelaksanaan Mandi Safar sebagai bagian dari upaya pelestarian tradisi budaya Melayu.

“Mandi Safar adalah tradisi yang telah lama ada dan diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2018 di Kabupaten Lingga. Pemerintah Kota Tanjungpinang sangat bangga dan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini,” ujarnya.

Andri Rizal berharap tradisi ini dapat terus dilestarikan dan menjadi agenda rutin tahunan dengan penyelenggaraan yang semakin baik. Ia juga menjelaskan bahwa Mandi Safar bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna sebagai rangkaian doa dan harapan untuk menghindari bala serta menjaga kelestarian lingkungan.

“Mandi Safar bukan hanya tradisi, tetapi juga daya tarik wisata budaya. Semoga kita selalu diberkahi dan diridhoi oleh Allah SWT dengan niat dan semangat untuk kebaikan bersama,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Pj Walikota Andri Rizal bersama Pj. Ketua TP PKK Kota, Efa Sri Nurlathifa Khifayana, turut serta dalam prosesi memandikan sepuluh anak yang menjadi peserta Mandi Safar. Prosesi ini diiringi dengan lantunan doa dan sholawat, menambah kekhusyukan acara yang kental dengan nilai-nilai Islam.

Tradisi Mandi Safar mengajarkan pentingnya beristighfar, bersholawat, membaca doa, dan mempererat tali silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi momen untuk memperkuat ikatan komunitas dan menjaga warisan budaya.

Wartawan : Sahrul
Editor : Mukhamad

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *