Transformasi Kesehatan Terpadu Upaya Peningkatan Pelayanan Bagi Pasien Penyakit Berat

Tanjungpinang (SN) – Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Kesehatan akan melakukan terobosan dalam bidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat, dengan menerapkan program transformasi kesehatan terpadu tujuannya untuk memudahkan dalam penangan pasien.

Transformasi kesehatan terpadu ini lebih dititik beratkan dalam penanganan pasien penyakit yang tergolong berat dan banyak diderita masyrakat seperti penyakit Jantung, Stroke, Kangker, Gagal Ginjal dan Penyakit Syaraf yang juga penyakit lainnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Muhammad Bisri menjelaskan program transformasi kesehatan terpadu di Kepri ini terdiri dari beberapa bagian, pertama bagaimana pelayanan kesehatan primer ditingkat paling bawah seperti di Puskesmas hingga di Posyandu.

Hal ini penting lanjutnya, sebab jenjang pelayanan kesehatan tentunya pertama dimulai dari bawah sebelum dirujuk atau diteruskan ke rumah sakit.

“Untuk itu penguatan pelayanan dan kelengkapan fasilitas medis dan SDM di puskesmas harus benar-benar baik. Ini yang akan kita tingkatkan kedepannya,” terang Bisri di Tanjungpknang, Rabu (14/9/2022).

Kedua lanjut Bisri yakni peningkatan pelayanan bagi pasien rujukan ke rumah sakit. Rumah sakit tegasnya, harus mampu dan bisa menangani penyakit yang krodit dan banyak dikeluhkan masyarakat seperti penanganan penyakit jantung, stroke, kangker, gagal ginjal dan penyakit syaraf.

“Untuk penanganan penyakit jantung di rumah sakit RSUP Raja Ahmad Tabib saat ini telah ada alat medis kateterisasi atau alat medis untuk pemasangan ring. Direncanakan tahun 2022 ini akan diupayaka bisa beroperasi. Untuk mengoperasikan alat medis ini sudah ada dokter spesialisnya ada 3 orang. Dan dokter yang mengoperasikan katerterisasi ini sebelumnya telah disekolahkan selama 1 tahun,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Bisri, dengan program transformasi kesehatan terpadu ini pemerintah provinsi akan membuat jejaring layanan di seluruh daerah kabupaten dan kota, sehingga bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Ketiga transformasi kesehatan terpadu ini terangnya, minimal harus ada 7 orang dokter spesialis, sehingga akan bisa melakukan operasi jantung dan tentunya hal ini perlu memiliki SDM yang memadai agar bisa melakukan operasi.

Keempat dalam mendukung program ini yakni terkait kelengkapan sarana dan prasarana medis di rumah sakit harus memadai yang tentunya harus didukung dengan pembiyayaan.

“Kita ketahui program BPJS Kesehatan tidak semua mengcover biaya kesehatan bagi masyarakat,” ujarnya lagi.

Kelima yakni, transformasi teknologi kesehatan yang tentunya harus disiapkan, sebab tidak hanya dengan memiliki peralatan kesehatan yang canggih dan modern tetapi harus didukung dengan memiliki tenaga ahli atau dokter sepesialis.

Selain itu yang harus dilakukan yakni terkait data kesehatan penduduk atau citizen healty.  Dengan adanya data ini akan bisa diakses data kesehatan masyarakat.

Pendataan kesehatan ini penting tegas Bisri, sehingga akan terintegrasi dalam satu data kesehatan masyarakat, hal tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam penanganan pasien.

“Membangun data kesehatan hingga ke daerah ini akan dilakukan dan itu merupakan program pusat yang harus direalisasikan di Kepri. Kepri yang merupakan daerah kepulauan yang tiap daerahnya dibatasi lautan ini menjadi perhatian khusus. Selain itu darah juga harus memiliki peralatan medis yang memadai seperti di Anambas yang harus disiapkan,” ujar Bisri.

Untuk melaksanakan dan menjalankan program tersebut tambah Bisri, Pemprov Kepri perlu dikungan pemerintah daerah kabupaten dan kota, sehingga bisa berjalan dengan baik dan tujuan utamanya yakni untuk menyehatkan masyrakat secara menyeluruh.

“Saat ini tengah dilakukan jejaring dengan pemerintah kabupaten, kota terkait integrasi data ini dan diharapkan dukungan penuh pemda,” harapnya. (SN)

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *