Revolusi Pupuk Nasional Dimulai: Harga Turun 20%, Tanpa Tambahan Anggaran Negara

Jakarta (SN) – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, harga pupuk turun drastis hingga 20 persen tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini bukan sekadar penurunan harga biasa, melainkan tonggak awal dari “Revolusi Pupuk Nasional” sebuah gerakan besar di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk membenahi industri pupuk dari hulu ke hilir.
Dalam konferensi pers dalam angka memperingati satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, Menteri Pertanian Andi Amran menyampaikan bahwa reformasi menyeluruh dalam sistem distribusi pupuk kini mulai membuahkan hasil nyata.
“Hari ini kami membawa kabar besar bagi seluruh petani Indonesia. Atas arahan Bapak Presiden, distribusi pupuk kini jauh lebih sederhana dan langsung. Dulu harus melewati 12 kementerian, 38 gubernur, dan 514 bupati/walikota dengan total 145 regulasi. Sekarang, cukup dari Kementerian Pertanian langsung ke pabrik, dan dari pabrik langsung ke petani,” jelas Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Baca Juga : Terbang Lebih Murah, Tiket Pesawat Turun Jelang Natal & Tahun Baru 2026
Langkah ini memangkas birokrasi berbelit yang selama bertahun-tahun memperlambat distribusi pupuk, membuat petani kerap kesulitan saat musim tanam tiba. Hasilnya, ketersediaan pupuk kini meningkat dua kali lipat—mencapai 9,55 juta ton.
Tak hanya merombak sistem distribusi, Kementan juga serius memberantas praktik kecurangan dan mafia pupuk. Hingga saat ini, 27 perusahaan telah teridentifikasi menjual pupuk palsu—lima di antaranya diketahui 100% menjual produk tidak layak. Seluruh kasus telah dilimpahkan kepada penegak hukum.
Tak tanggung-tanggung, pemerintah juga mencabut 2.039 izin kios dan pengecer yang terbukti menaikkan harga di atas ketentuan.
“Siapa pun yang mencoba memainkan harga, izinnya akan langsung dicabut dan akan kami proses hukum. Tidak ada toleransi,” tegas Amran.
Langkah monumental selanjutnya adalah penurunan harga pupuk nasional sebesar 20 persen. Ini menjadi penurunan harga pupuk tertinggi dalam sejarah NKRI.
- Urea: dari Rp2.250 menjadi Rp1.800/kg (Rp90.000/sak)
- NPK: dari Rp2.300 menjadi Rp1.840/kg (Rp92.000/sak)
Yang paling mengesankan, semua ini dicapai tanpa tambahan anggaran negara.
“Kebijakan ini merupakan hasil efisiensi besar-besaran dalam sistem pupuk nasional. Jika sebelumnya subsidi diberikan di hilir, sekarang dialihkan ke bahan baku, sehingga lebih hemat dan tepat sasaran,” ujar Amran.
Reformasi ini diperkirakan menghemat anggaran hingga Rp10 triliun, sembari meningkatkan daya beli petani dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, PT Pupuk Indonesia juga telah diarahkan untuk membangun pabrik baru yang lebih efisien. Pabrik ini akan menggunakan teknologi hemat energi, mengurangi konsumsi gas dari 43 persen menjadi sekitar 22–23 persen.
“Dampaknya langsung dirasakan petani. Harga pupuk turun signifikan, sementara APBN tetap efisien. Ini adalah bukti nyata bahwa Presiden Prabowo berpihak pada petani dan rakyat kecil,” pungkas Mentan Amran. (SN)
Sumber : Kementan RI
Editor : Emha
