UMRAH dan MSI Kepri Gelar Diskusi Kesejarahan Melayu, Semangat Kajian Budaya Bangkit di Tanjungpinang

Suasana Auditorium Kampus  Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menjadi ruang penuh gagasan dan semangat kebudayaan pada Selasa (13/5/2025), saat UMRAH bersama Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kepulauan Riau menggelar Diskusi Kesejarahan Melayu. (F-UMRAH)

Tanjungpinang (SN) – Suasana Auditorium Kampus UMRAH Dompak berubah menjadi ruang penuh gagasan dan semangat kebudayaan pada Selasa (13/5/2025), saat Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) bersama Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kepulauan Riau menggelar Diskusi Kesejarahan Melayu.

Acara ini menjadi titik temu yang hangat bagi para sejarawan, budayawan, akademisi, dan mahasiswa dari berbagai penjuru Kepulauan Riau. Mereka berkumpul bukan hanya untuk berdiskusi, tetapi untuk menghidupkan kembali semangat kajian sejarah dan budaya Melayu yang menjadi jati diri wilayah ini.

Diskusi berlangsung penuh antusias, dipandu oleh moderator Dedi Arman, S.S, M.M., dan menghadirkan tokoh-tokoh besar dalam dunia kesejarahan dan kebudayaan Melayu. Hadir sebagai narasumber antara lain Dato’ Seri Lela Budaya H. Rida K. Liamsi, Dato’ Prof. Dr. Abdul Malik, Dato’ Aswandi Syahri, S.S, dan Dato’ Rendra Setyadiharja, S.Sos, M.I.P.—nama-nama yang tak asing dalam lanskap budaya dan sejarah Melayu.

Baca Juga : Waisak 2025 di Tanjungpinang: Harmoni dalam Aksi, Damai dalam Kebersamaan

Dalam laporan kegiatan, Penanggung Jawab acara, Dr. Anastasia Wiwik Swastiwi, M.A., menegaskan bahwa diskusi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang MSI Kepri dan UMRAH dalam menghidupkan kembali kajian sejarah Melayu sebagai warisan yang harus terus diperjuangkan.

Rektor UMRAH, Prof. Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi, DEA, membuka kegiatan secara resmi dengan sambutan inspiratif. Ia menegaskan bahwa sejarah dan budaya Melayu bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi fondasi penting untuk membangun masa depan Kepulauan Riau.

“Kalau bicara Kepulauan Riau, kita tidak hanya bicara tentang wilayah kepulauan saja. Kepri memiliki sejarah panjang dan budaya yang kaya. Raja Ali Haji dan Hang Tuah adalah dua sosok penting dalam sejarah Melayu,” ujarnya dalam tulisannya yang diterima redaksi media ini.

Rektor juga menekankan bahwa sebagai institusi yang mengusung nama besar Raja Ali Haji, UMRAH memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan menyebarkan nilai-nilai kemelayuan kepada generasi muda.

“Diskusi seperti ini penting untuk membangun kesadaran kolektif bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tapi bahan bakar untuk masa depan. UMRAH akan terus membuka ruang kolaborasi agar semangat sejarah Melayu tetap hidup di tanah Melayu,” tambahnya.

Baca Juga : Opini: Pendidikan dan Teknologi Menuju Masa Depan yang Inklusif atau Menambah Jurang Ketimpangan

Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Dewan Pertimbangan UMRAH Dato’ H. Huzrin Hood, Ketua LAM Kota Tanjungpinang Dato’ H. Juramadi Esram, serta pimpinan UMRAH dan tokoh budaya dari berbagai wilayah di Kepri.

Menariknya, kegiatan ini juga mendapat sambutan hangat dari kalangan mahasiswa. Hampir 150 peserta dari berbagai perguruan tinggi memadati auditorium, menunjukkan bahwa semangat menggali dan memahami sejarah Melayu masih kuat di kalangan generasi muda.

Diskusi Kesejarahan Melayu ini menjadi bukti bahwa ketika sejarah dan budaya diberi ruang, semangat keilmuan dan kebanggaan identitas akan menyala dengan sendirinya. (SN)

Editor : Mukhamad

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *