Anak di Karimun Meninggal akibat DBD, Kasus Terus Meningkat

Ilusrasi anak terkena DBD (F-Net)

Karimun (SN) – Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, meninggal dunia akibat terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD). Korban sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Muhammad Sani Karimun, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada Minggu (20/4/2025).

Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUD Muhammad Sani, dr. Dedi Abrianto, membenarkan kabar duka tersebut.

“Pasien sempat kami rawat secara intensif, namun kondisinya sudah sangat kritis saat datang. Kami turut berduka cita yang mendalam atas kehilangan ini,” ujar dr. Dedi pada Senin (21/4/2025).

Menurut data RSUD Muhammad Sani, jumlah kasus DBD di Karimun menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Hingga April 2025, tercatat sebanyak 112 kasus, seiring dengan datangnya musim pancaroba yang dikenal meningkatkan risiko penyebaran penyakit tersebut.

Dr. Dedi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan aktif dalam pencegahan.

“Meski angka kematian akibat DBD tergolong rendah, penularannya sangat cepat, terutama di masa pancaroba. Karena itu, penting untuk terus menjalankan Gerakan 3M: menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini terhadap gejala DBD, seperti demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit. “Jika muncul gejala-gejala tersebut, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Penanganan dini sangat menentukan keselamatan pasien,” tambahnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun telah meningkatkan upaya pengendalian wabah dengan melakukan fogging secara berkala di wilayah-wilayah yang dinilai rawan penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD.

Masyarakat juga diimbau untuk terus menjaga kebersihan lingkungan demi memutus rantai perkembangbiakan nyamuk. Pemerintah daerah berharap kerja sama aktif dari seluruh lapisan masyarakat agar wabah DBD dapat ditekan dan tidak memakan korban jiwa lagi di masa mendatang.

Sementara dikutip dari Ulasan.co Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi memembenarkan kasus tersebut. Ia menduga korban terinfeski saat melakukan perjalanan ke Pulau Karimun Besar, mengingat wilayah tempat tinggalnya belum ada tercatat memiliki kasus DBD.

“Riwayat perjalanannya ke Pulau Karimun Besar yang menjadi titik kemungkinan tertular, karena di Tanjungbatu Kecil sendiri belum ada kasus,” ujarnya. (YDR-SN)

Editor : M Nazarullah

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *