Tingginya Harga Sembako di Bulan Ramadan 2025, Anggota DPR RI Jangan Biarkan Rakyat Terbebani

Jakarta (SN) – Menjelang dan selama bulan Ramadan, masalah klasik terkait lonjakan harga kebutuhan pokok kembali mengemuka, menciptakan beban berat bagi masyarakat.
Kali ini, fenomena tersebut mendapat sorotan tajam dari Anggota Komisi IV DPR RI, Saadiah Uluputty. Ia menilai lonjakan harga sembako di Ramadan 2025 sebagai tanda bahwa tata kelola pangan nasional masih menghadapi masalah besar dalam hal stabilisasi harga dan distribusi.
“Fenomena ini bukan hanya memberatkan masyarakat, tetapi juga memperlihatkan bahwa pengelolaan pangan kita masih jauh dari memadai. Masalah stabilitas harga dan distribusi bahan pokok harus segera ditangani secara serius,” ujar Saadiah dalam keterangan tertulis dikutip dari laman DPR RI, Kamis (6/3/2025).
Politisi dari Fraksi PKS ini mengungkapkan keprihatinannya atas tingginya harga berbagai komoditas seperti beras, gula, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya yang terus meroket. Kenaikan harga tersebut, lanjut Saadiah, tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga mulai terasa di daerah-daerah dengan akses pasar yang terbatas.
“Ini tentu berpengaruh pada daya beli masyarakat, khususnya mereka yang memiliki penghasilan rendah,” tuturnya.
Baca Juga : Polresta Tanjungpinang dan Disdagin Pastikan Ketersediaan dan Stabilitas Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadan
Menurut Saadiah, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan harus segera menyusun mekanisme yang lebih efektif untuk mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
“Peran Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog harus diperkuat, terutama dalam hal distribusi dan penyediaan stok pangan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Jangan biarkan masalah klasik ini terus berlarut-larut tanpa solusi konkret yang berpihak pada rakyat,” tegasnya.
Tak hanya itu, Saadiah juga menegaskan bahwa Komisi IV DPR RI akan terus mendorong agar pemerintah lebih serius menjaga kestabilan harga pangan. Beberapa langkah yang perlu diambil adalah memperkuat produksi pangan dalam negeri, memperbaiki sistem distribusi, serta menindak tegas para spekulan yang memanfaatkan kondisi untuk menambah beban masyarakat.
“Ramadan seharusnya menjadi bulan penuh berkah, bukan bulan yang semakin membebani rakyat akibat lonjakan harga yang tidak terkendali,” kata Saadiah.
Baca Juga : Pemkab Bintan dan Forkopimda Pastikan Stok dan Harga Bahan Pokok Stabil Menjelang Ramadhan 1446 H
Ia pun mengajak semua pihak—baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat—untuk bekerja sama menciptakan stabilitas pangan yang lebih baik. “Langkah mitigasi harus dimulai dari sekarang, agar setiap Ramadan ke depan, persoalan ini tidak lagi menjadi beban bagi rakyat,” pungkasnya. (SN)
Editor : Mukhamad