Ayo Tuntaskan Tuberkulosis: Dinkes Tanjungpinang Serukan Masyarakat Aktif Periksa dan Berobat

Tanjungpinang (SN) – Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB (Dinkes PPKB) Kota Tanjungpinang, Rustam, mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap penyakit tuberkulosis (TB) dengan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala dan menjalani pengobatan hingga tuntas.
Rustam mengungkapkan bahwa langkah ini sangat sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo, termasuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), yang memerlukan dukungan aktif dari seluruh lapisan masyarakat di daerah.
“Ada dua hal penting yang harus dilakukan masyarakat. Pertama, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TB. Kedua, bagi yang positif atau memiliki kontak erat dengan penderita TB, wajib mengikuti terapi sampai tuntas,” kata Rustam, Jumat (28/2/2025).
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain batuk yang berlangsung lebih dari tiga hari, terutama jika berdahak atau berdarah, penurunan berat badan yang signifikan, kurang nafsu makan, serta keringat berlebih di malam hari tanpa aktivitas fisik yang berat. Risiko tertular lebih tinggi bagi kelompok rentan seperti penderita HIV/AIDS, perokok, ibu hamil, dan pengidap diabetes.
Rustam menegaskan bahwa saat ini, layanan pengobatan TB sudah tersedia di seluruh rumah sakit, puskesmas, klinik, serta praktik dokter mandiri di Tanjungpinang. Sejumlah 6 praktik dokter dan 40 klinik telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk menangani kasus TB di kota ini.
Pada tahun 2024, tercatat 8.384 kasus terduga TB di Tanjungpinang, dengan 834 di antaranya dinyatakan positif. Hingga 26 Februari 2025, jumlah kasus terduga TB sudah mencapai 1.259, dengan 113 kasus positif.
Sayangnya, tidak semua penderita TB bersedia menjalani pengobatan. Pada 2024, terdapat 87 penderita yang menolak pengobatan.
“Bayangkan, jika 87 orang yang tidak berobat ini memiliki kontak erat dengan rata-rata 10 orang, berarti ada 870 orang yang berisiko tertular TB,” ujar Rustam.
Menurut Rustam, penuntasan TB tidak hanya bergantung pada pengobatan penderita positif, tetapi juga pada mereka yang memiliki kontak erat dengan penderita TB. Meskipun hasil pemeriksaan menunjukkan negatif, mereka tetap disarankan untuk menjalani Terapi Pencegahan TB (TPT).
“Kini, terapi pencegahan TB lebih mudah dilakukan dengan obat yang cukup dikonsumsi sekali seminggu selama tiga bulan. Sementara itu, bagi penderita TB positif, pengobatan harus dilakukan setiap hari selama enam bulan,” terangnya.
Rustam berharap agar masyarakat lebih peduli dan tidak takut untuk berobat. “Bersama, kita bisa bebaskan Tanjungpinang dari TB,” pungkasnya. (ML-SN)
Editor : M Nazarullah