Membangun Jiwa Kewirausahaan Melalui Bioteknologi: Kisah Inspiratif dari MTsN Tanjungpinang

Tanjungpinang (SN) – Tengku Aspalinda, seorang guru IPA yang penuh dedikasi di MTsN Tanjungpinang, telah memberikan pelajaran berharga kepada para siswanya dengan mendampingi mereka dalam praktek pembelajaran yang berlangsung di Laboratorium IPA mulai 11 hingga 13 Februari 2025.
Dengan tema “Bioteknologi: Mengenal, Mengolah, dan Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan”, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan dunia bioteknologi, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan siswa.
Bioteknologi, yang merupakan cabang ilmu yang memanfaatkan makhluk hidup seperti mikroorganisme, enzim, atau sel untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, telah banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari pembuatan makanan fermentasi seperti tempe, yoghurt, dan keju, hingga produksi obat-obatan dan pengolahan limbah. Bahkan dalam bidang pertanian, bioteknologi telah berhasil menghasilkan tanaman yang lebih tahan penyakit.
Praktek pembelajaran kali ini berfokus pada pengolahan produk bioteknologi yang sudah ada, seperti tempe yang difermentasi kembali menjadi keripik tempe. Sebanyak 38 jenis produk makanan dan minuman yang beragam dihasilkan oleh siswa-siswa kelas IX.1 hingga IX.7 MTsN Tanjungpinang.
Kreativitas siswa benar-benar tercermin dalam berbagai produk seperti keripik tempe, puding tape, salad buah, potato cheese ball, cake tape, lumpia pisang keju tiramisu, bakso bakar, tahu isi, hingga aneka minuman segar seperti jus buah.
Namun, yang lebih luar biasa dari sekadar proses pembuatan produk adalah bagaimana para siswa diajak untuk merasakan pengalaman berwirausaha. Produk-produk yang mereka hasilkan kemudian dijual kepada warga madrasah, termasuk Bapak/Ibu Guru, tenaga kependidikan, serta rekan-rekan sesama siswa.
Semua produk terjual habis, dan kebahagiaan terpancar dari wajah para siswa. Mereka tidak hanya belajar menjual, tetapi juga menghitung harga pokok penjualan (HPP), omset, dan keuntungan yang mereka peroleh.
Salah satu siswa, dengan penuh semangat, mengungkapkan, “Ini pengalaman pertama saya belajar berwirausaha. Seru sekali bisa menghitung keuntungan dari hasil kerja keras kami.”
Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung yang mengajarkan mereka keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan nyata.
Tengku Aspalinda menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar tentang mempelajari bioteknologi secara teoritis, tetapi juga mengajak siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk yang memiliki nilai jual.
“Melalui praktek ini, siswa tidak hanya belajar tentang bioteknologi, tetapi juga diajak untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk yang memiliki nilai jual. Ini adalah langkah awal untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan mereka,” ujarnya.
Plt. Kepala MTsN Tanjungpinang, Meli Deswita, memberikan apresiasi tinggi kepada para guru yang telah melaksanakan pembelajaran berbasis praktek di madrasah, terutama dalam pelajaran IPA.
“Pembelajaran seperti ini sangat berharga karena siswa tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman langsung. Dalam satu tahap pembelajaran, mereka mendapatkan banyak ilmu dan keterampilan yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa MTsN Tanjungpinang tidak hanya menciptakan generasi muda yang cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan dunia nyata. Dengan keterampilan kewirausahaan yang mereka pelajari, para siswa diharapkan dapat menjadi pelopor masa depan yang inovatif, mandiri, dan siap untuk menciptakan peluang dalam masyarakat.
Ini adalah langkah nyata dalam membekali generasi muda dengan ilmu dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman. (da-SN)
Editor : M Nazarullah