Bulog Tanjungpinang Hentikan Sementara Penyaluran Beras SPHP dan Bantuan Pangan Jelang Ramadhan

Bulog Cabang Kota Tanjungpinang sejak 7 Februari 2025 lalu, menghentikan sementara penyaluran beras SPHP serta bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada warga. (F-Ist SN)

Tanjungpinang (SN) – Bulog Cabang Kota Tanjungpinang sejak 7 Februari 2025 lalu, menghentikan sementara penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada warga kota.

Kebijakan ini diambil berdasarkan instruksi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI dan mencakup penyaluran beras untuk bulan Januari dan Februari 2025.

Langkah ini bertujuan untuk memberi fokus utama pada serapan hasil panen raya petani, dengan target menyerap tiga juta ton gabah kering panen (GKP) setara beras hingga 30 April 2025. Selain itu, penghentian ini juga diharapkan dapat menstabilkan harga gabah kering di tingkat petani, memberikan mereka harga yang lebih baik selama musim panen raya.

Kepala Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, menjelaskan bahwa kebijakan penghentian penyaluran beras ini berasal dari pusat.

“Kami mengikuti instruksi pusat sejak 7 Februari. Untuk kapan berakhirnya, kami belum mendapatkan kejelasan,” ujarnya di Tanjungpinang, Kamis (13/2/2025).

Arief memastikan bahwa seluruh stok beras SPHP dan beras bantuan pangan yang seharusnya disalurkan masih aman di gudang Bulog. Saat ini, Bulog Tanjungpinang memiliki stok beras SPHP sebanyak 1.400 ton, dan proses pengecekan rutin tetap dilakukan untuk memastikan kualitas beras yang tersimpan.

Lebih lanjut, Arief menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah bagian dari program efisiensi anggaran, melainkan strategi untuk mendukung swasembada pangan, khususnya beras.

“Ini langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, bukan soal efisiensi anggaran,”tegasnya.

Meski stok beras SPHP di gudang Bulog masih aman, penyaluran beras akan dilakukan kembali setelah ada instruksi lebih lanjut dari Bapanas. Untuk saat ini, beras SPHP yang sudah beredar di pasaran sebelum 7 Februari tetap dapat dibeli oleh masyarakat.

Dampak penghentian sementara ini diperkirakan akan terasa dalam beberapa minggu mendatang, terutama menjelang bulan Ramadhan 2025. Masyarakat sangat mengandalkan beras SPHP yang murah dan berkualitas, dengan serapan hingga 400 ton per bulan di wilayah Tanjungpinang.

“Memang belum terasa dampaknya sekarang, tapi ke depan kita akan evaluasi apakah ini berpengaruh pada inflasi atau tidak,” tambah Arief.

Keputusan ini diharapkan akan mendukung kesejahteraan petani, menjaga kestabilan harga gabah, meskipun ada potensi tantangan bagi masyarakat dalam mengakses beras berkualitas dengan harga yang terjangkau menjelang bulan suci Ramadhan. (SN)

Editor : M Nazarullah

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *