Alex Indra Lukman Desak Pemerintah Segera Transformasi Bulog untuk Lindungi Petani dan Stabilkan Pangan

Jakarta (SN) – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, kembali menegaskan pentingnya pemerintah untuk segera mentransformasi Perum Bulog. Menurutnya, langkah ini krusial agar Bulog bisa kembali berfokus pada peran utamanya sebagai pengelola cadangan pangan nasional tanpa terjebak dalam urusan komersial yang membebani.
Dalam rapat kerja dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024), Alex menegaskan bahwa transformasi Bulog bertujuan untuk melindungi petani dari dampak fluktuasi harga pangan yang merugikan mereka.
“Kita harus mengembalikan Bulog ke fungsi awalnya, yaitu menjaga stabilitas harga pangan dan ketersediaan stok, bukan hanya memikirkan soal untung-rugi,” ujarnya dikutip dari laman DPR RI.
Baca juga : Perum Bulog Tanjungpinang Salurkan Bantuan Pangan Tahap Ketiga untuk Warga Tanjungpinang dan Bintan
Lebih lanjut, Alex menyoroti program petani milenial yang tengah diinisiasi oleh pemerintah. Ia menegaskan, program ini harus memberikan dampak nyata bagi sektor pertanian, dengan memaksimalkan potensi petani muda.
“Kita harus memberikan dukungan nyata, mulai dari akses pasar hingga teknologi modern, agar petani milenial bisa menjadi agen perubahan dalam sektor pertanian,” tambahnya.
Selain itu, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini juga menekankan pentingnya perhatian terhadap nasib para penyuluh pertanian. Ia menyebut penyuluh sebagai pilar utama yang menghubungkan inovasi teknologi dengan praktik di lapangan.
“Penyuluh harus dihargai dengan layak, baik melalui insentif maupun fasilitas, karena mereka adalah garda terdepan dalam mendukung petani,” tegasnya.
Sebagai informasi, pada November lalu, Komisi IV DPR RI telah menggelar Rapat Kerja sekaligus Kunjungan Kerja Spesifik ke beberapa Gudang Bulog di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kunjungan ini bertujuan untuk memeriksa kesiapan Bulog dalam mengembalikan fungsinya sebagai penyangga pangan nasional dan tidak lagi berorientasi pada profit seperti yang terjadi pada perusahaan BUMN pada umumnya.
Bulog, yang mendapat penugasan melalui Public Service Obligation (PSO), dihadapkan pada dilema antara menjalankan penugasan pemerintah dan mencari keuntungan sebagai BUMN.
Alex mengingatkan, ceruk bisnis Bulog hanya sekitar enam persen, sehingga seharusnya fokus utama mereka adalah stabilitas pangan nasional, bukan semata-mata mencari keuntungan. (*)
Editor : M Nazarullah