Catatan Kecil Masyarakat atas Debat Pilkada Kepri

– Ansar Panik, Rudi Menang

Oleh : Zahiranigtyas warga Kepri

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), nomor urut 2, H Muhammad Rudi (HMR) dan H Aunur Rafiq (Rudi-Rafiq) saat debat pilkada Kepri tampil percaya diri, pada Sabtu (2/11/2024). (F-Tim HMR)

Batam (SN) – Pada debat Pilkada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri yang dilangsungkan di Radison Hotel Batam, Sabtu (2/11/2024) petang, terlihat Rudi dan Rafiq menguasai debat. Walaupun Ansar tampil menyerang namun dengan mudah dipatahkan Rudi dan Rafiq.

Mengapa Ansar tampil agresif menyerang, padahal dia gubernur incumbent yang harusnya tampil lebih percaya diri. Namun Ansar malah menyerang cara komunikasi Rudi yang dia ajukan dalam sesi pertanyaan.

Rudi tentu dengan mudah menjawab pertanyaan Ansar. Karena model komunikasi Rudi dengan bawahan bahkan dengan rakyat Batam sudah baik. Sehingga dia sebagai walikota dan kepala BP Batam sukses membangun Batam menjadi kota kebanggaan Kepri.

Sementara Ansar tidak bisa membanggakan apa yang sudah dia bangun selama jadi gubernur Kepri. Pertumbuhan ekonomi yang disebutkan naik ke 5 persen itu lagi lagi disebabkan kinerja Rudi sebagai walikota Batam sukses membawa Batam tumbuh 7 persen lebih sehingga mendorong ekonomi Kepri secara keseluruhan.

Andaikan Batam cuma tumbuh 3 persen, maka Kepri dapat dipastikan akan tumbuh 1 persen.

Dalam teori komunikasi publik, Ansar salah menyampaikan pesan. Karena masing masing pemimpin punya cara tersendiri berkomunikasi.

Suharto dengan Sukarno tentu cara berbeda. Suharto lebih soft namun langsung dieksekusi. Katika Suharto senyum saja, bawahannya sudah tahu apa yang diinginkan Suharto.

Sementara Sukarno pidato berapi api. Dia termasuk orator ulung dari Indonesia. Sehingga jadi bapak Proklamator Indonesia. Daya pengaruhnya luar biasa.

Ansar dan Rudi juga berbeda. Rudi langsung menjawab WA yang disampaikan kepadanya. Sementara Ansar banyak tidak menjawab WA jika ada yang mengirim pesan. Apalagi orang baru yang nomornya tidak disimpan. Jangan harap anda dibalas. Itulah yang membedakan Ansar dan Rudi soal komunikasi.

Ketinggalan Survei

Satu lagi yang membuat Ansar panik adalah karena surveinya rendah ketinggalan di bawah Rudi 8 persen. Sebagai incumbent, haram hukumnya survei kalah sama new comer. Selisih 2 persen saja versi LSI itu tandanya sudah kalah.

Apalagi sampai di atas 5 persen. Orang awam saja paham bahwa Rudi banyak kerja dan memberi bukti dia sudah membangun Batam jadi kota metropolis.

Sementara Ansar tak merubah wajah Tanjungpinang dengan membangun flyover yang tak tepat sasaran adalah proyek mubazir.

Ansar seperti bingung bagaimana mengelola anggaran Rp4,3 triliun APBD Kepri untuk hal hal pencitraan sehingga tidak meninggalkan kesan baik dalam pembangunan daerah.

Dan itu beda dengan Rudi yang mengalokasikan anggaran pembangunan untuk kualitas pelayanan publik tepat sasaran.

Rudi memiliki wakil dari Karimun yakni yakni Aurnur Rafiq. Lagi lagi Ansar akan kalah di Karimun. Karena prinsip umum orang Karimun memilih asal Karimun. Dan itu dibuktikan Sani dan Nurdin menang di sana. Juga Isdianto.

Ansar bahkan mengecewakan orang Karimun dengan mengganti Sekda Kepri Arif Fadillah. Dan pejabat Karimun lainnya diletak di posisi tidak strategis seperti Hasbi dari Asisten ke badan bencana.

Rudi diuntungkan dengan hadirnya Huzrin Hood, di barisannya. Sehingga menambah daya ungkit suara untuk Rudi.

Maka, waja Ansar panik. Suara Karimun dan Tanjungpinang sulit untuk direbut. Karena Rudi asal Tanjungpinang. Dan alumni SMAN1 Tanjungpinang bertekat memenangkan Rudi.

Dan warga Tanjungpinang ingin sentuhan Rudi sehingga ibu kota tidak seperti kecamatan.
Ibu kota harus lebih maju dari daerah lain di Kepri. Dan hanya Rudi yang bisa melakukan perubahan. Ansar sudah diberikan 4 tahun tidak mengubah apa apa.

Itulah yang membuat Ansar tampil agresif.Namun dia lupa yang dihadapi adalah Rudi dan Rafiq. Mereka menjawab dengan data dan fakta hasil pembangunan.

Ansar Mamalukan Tak Tahu Gen Z dan PP 41

Dan paling memalukan Ansar saking paniknya tak tahu bahwa PP 41 itu mengatur wilayah kerja Batam, Bintan dan Karimun. Ansar bilang itu khusus Batam. Sementara Rudi dengan fasih seperti seorang guru menjelaskan materi ke siswa di kelas.

Lalu soal Gen Z Ansar juga tidak paham. Ansar menyebut G Z lahir tahun 1975. Sudah jelas Gen Z itu lahir di atas tahun 1997 hingga 2012.

Kalau disebut Gen X, baru lahirnya antara periode 1965-1980. Di sini menunjukkan Ansar kurang membaca dan memahami masalah. Karena dia sibuk memikirkan anaknya juga ingin jadi bupati Bintan.

Akhirnya debat publik hanya sekali itu memberikan gambaran kepada pemilik bahwa Rudi lebih tepat jadi gubernur Kepri. Bukan Ansar melanjutkan.

Karena jika ingin melanjutkan Kepri akan biasa biasa saja. Kapan Natuna, Lingga, Anambas dapat perhatian? Maka lagi lagi Rudi adalah jawaban untuk meratakan pembangunan di Kepri. (*)

Editor : M Nazarullah

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *