Inflasi Terkendali, Ekonomi Stabil: BPS Kepri Ungkap Capaian Positif di Provinsi Kepulauan Riau

BPS Provinsi Kepri menggelar rilis berita resmi statistik pada Selasa (1/10/2024) dipandu oleh Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati. (F-Pemprov Kepri)

Tanjungpinang (SN) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar rilis berita resmi statistik pada Selasa (1/10/2024) di Kantor BPS Kepri, yang dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara, dan dipandu oleh Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati.

Rilis tersebut menyoroti capaian positif dalam pengendalian inflasi di Kepri, yang tercatat tetap dalam rentang target inflasi nasional. Pada September 2024, inflasi gabungan di dua kota utama, Batam dan Tanjungpinang, mencapai 2,53% year-on-year (y-o-y), sedikit di atas target inflasi nasional sebesar 2,5% ± 1,0%.

Kepala BPS Kepri, Margaretha Ari Anggorowati, menjelaskan bahwa inflasi terkendali berkat pengelolaan harga yang efektif, khususnya untuk bahan pokok dan sektor transportasi.

“Secara month-on-month (m-o-m), inflasi di Kepri meningkat tipis 0,14% dibandingkan Agustus 2024, menunjukkan kestabilan harga,” katanya.

Kota Batam mencatat inflasi tahunan tertinggi di Kepri dengan 2,76% y-o-y, sementara inflasi bulanan di Batam meningkat 0,18%, menunjukkan kontrol permintaan barang dan jasa. Indeks Harga Konsumen (IHK) Batam berada di angka 106,66, mencerminkan daya beli yang baik. Sebaliknya, Kota Tanjungpinang mengalami inflasi bulanan -0,05%, dengan inflasi tahunan sebesar 1,36% y-o-y dan IHK sebesar 104,74.

Kabupaten Karimun menunjukkan inflasi stabil dengan kenaikan bulanan 0,02% dan tahunan 2,04%. IHK Karimun tercatat di 105,50, menunjukkan pola harga yang relatif stabil.

Inflasi tahunan 2,53% dipengaruhi oleh kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran, terutama Makanan, Minuman, dan Tembakau, yang mencatat inflasi tertinggi 3,46% y-o-y. Kenaikan harga beras dan cabai merah menjadi kontributor utama, meskipun beberapa komoditas seperti bawang merah justru mengalami deflasi.

Sektor transportasi berkontribusi signifikan dengan inflasi 3,39% y-o-y, didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya juga mengalami inflasi tinggi, mencerminkan peningkatan permintaan akan produk non-esensial.

Adi Prihantara dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras semua pihak dalam mengelola inflasi. “Keberhasilan ini adalah bukti komitmen kita bersama dalam menjaga kestabilan harga,” ujarnya.

Rilis ini juga menyoroti sektor pertanian dengan Nilai Tukar Petani (NTP) di 104,74. Meskipun mengalami penurunan, sektor hortikultura dan perikanan menunjukkan potensi yang kuat.

Dengan inflasi terkendali dan perekonomian yang stabil, diharapkan Provinsi Kepri dapat menjaga tren positif ini hingga akhir tahun 2024, melalui langkah-langkah antisipatif untuk kesejahteraan masyarakat.

Wartawan : Nazar
Editor : Mukhamad

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *