Pawai Tatung dan Moon Cake Festival: Pesta Budaya Berkelas Internasional di Kota Batam

Kota Batam bergemuruh oleh pengunjung dan warna-warni kemeriahan Pawai Tatung dan Moon Cake Festival yang berlangsung di Persimpangan Jalan Imam Bonjol, Batam, Minggu (15/9/2024) malam. (F-Diskominfo Kepri)

Batam (SN) – Kota Batam bergemuruh dengan semangat dan warna-warni kemeriahan dalam Pawai Tatung dan Moon Cake Festival yang berlangsung di Persimpangan Jalan Imam Bonjol, Simpang Martabak Har, pada Minggu (15/9/2024) malam.

Acara yang meriah ini tidak hanya dihadiri oleh ribuan warga Batam, tetapi juga oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, yang menyambut hangat suasana festival.

Festival yang menandai perayaan budaya Tionghoa ini telah berkembang pesat menjadi simbol keragaman dan keharmonisan budaya di Kepulauan Riau. Menyaksikan pawai yang memukau dengan berbagai atraksi Tatung, serta perayaan Moon Cake yang sarat makna, para pengunjung merasakan semangat kebersamaan yang melintas batas-batas etnis dan budaya.

Dalam sambutannya, Gubernur Ansar Ahmad memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk mewujudkan acara spektakuler ini. “Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua penyelenggara. Dua tahun lalu, kami berkomitmen untuk menjadikan acara ini sebagai bagian dari kalender tahunan, karena festival ini bukan hanya milik masyarakat Tionghoa, tetapi juga merupakan cerminan dari kekayaan budaya Kepri,” katanya.

Gubernur Ansar juga mengungkapkan rencana ambisius untuk masa depan festival ini. “Kami berencana menjadikan festival ini sebagai event nasional yang mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat, khususnya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Insya Allah, mulai tahun depan, kita akan menyelenggarakannya dengan skala yang lebih besar dan lebih megah,” ujar beliau.

Menggarisbawahi potensi pariwisata Batam sebagai destinasi unggulan ketiga di Indonesia, Gubernur Ansar menekankan pentingnya mengembangkan event-event pariwisata yang mampu menarik lebih banyak wisatawan. “Kepri, khususnya Batam, memiliki potensi wisata yang luar biasa. Acara seperti ini harus terus kita dorong untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan mempromosikan Kepri sebagai destinasi wisata utama,” tambahnya.

Gubernur juga mencatat peran penting Kepri sebagai miniatur Indonesia yang menunjukkan keharmonisan dalam keragaman suku, agama, dan budaya. “Kepri adalah contoh nyata dari toleransi dan keragaman yang harmonis. Meskipun kita sangat heterogen, konflik antar suku, agama, dan budaya hampir tidak pernah terjadi di sini,” ujarnya.

Sebagai penutup, Gubernur Ansar berharap masyarakat Kepri terus menjaga dan merayakan keharmonisan ini. “Pawai Tatung dan Moon Cake Festival adalah simbol dari kebersamaan dan keragaman kita. Malam ini, kita melihat bahwa perayaan ini bukan hanya dihadiri oleh warga Tionghoa, tetapi semua suku, agama, dan budaya turut meramaikan dan merayakannya,” tutupnya.

Kemeriahan Pawai Tatung dan Moon Cake Festival di Batam kali ini bukan hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga sebuah perayaan besar dari keberagaman dan persatuan yang mempersatukan seluruh masyarakat Kepulauan Riau.

Wartawan : Riko
Editor : M Nazarullah

0Shares

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *