Penurunan Signifikan Prevalensi Stunting di Provinsi Kepulauan Riau

Menteri PMK Muhadjir Effendi saat pencanangan gerakan pencegahan Stanting secara nasional belum lama ini. (F-Kemenko PMK)

Tanjungpinang (SN) – Data terbaru dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menunjukkan penurunan yang signifikan dalam prevalensi stunting di semua wilayah kabupaten dan kota di provinsi Kepri.

Penurunan ini diumumkan dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Laporan Kinerja Percepatan Penurunan Stunting yang diadakan di Tanjungpinang pada hari Senin, (19/08/2024).

Menurut laporan, prevalensi stunting di tingkat provinsi turun dari 17,6% pada tahun 2021 menjadi 15,4% pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan kemajuan yang berarti dalam upaya penurunan stunting di Kepri.

Di tingkat kabupaten dan kota, penurunan prevalensi stunting tercatat sangat signifikan. Kabupaten Karimun mengalami penurunan drastis dari 17,6% pada tahun 2021 menjadi 13,3% pada tahun 2022. Kota Tanjungpinang juga berhasil menurunkan angka stunting dari 18,8% pada tahun 2021 menjadi 15,7% pada tahun 2022.

Kepulauan Anambas menunjukkan penurunan dari 21,7% pada tahun 2021 menjadi 14,0% pada tahun 2022, sedangkan Kabupaten Lingga turun dari 25,4% pada tahun 2021 menjadi 18,9% pada tahun 2022. Kabupaten Natuna juga mengalami penurunan dari 18,0% pada tahun 2022 menjadi 16,1% pada tahun 2023.

Namun, Kota Batam mengalami kenaikan prevalensi stunting dari 15,2% pada tahun 2022 menjadi 16,1% pada tahun 2023. Kenaikan ini menunjukkan tantangan yang masih perlu diatasi di daerah urban seperti Batam, meskipun berbagai upaya telah dilakukan.

Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Adi Prihantara, melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kepri, Hasan, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri berkomitmen penuh untuk menurunkan prevalensi stunting di seluruh kabupaten dan kota.

“Kami terus berupaya menurunkan angka stunting, terutama di wilayah yang masih menunjukkan tren kenaikan seperti Batam. Program-program seperti peningkatan gizi melalui PMT, penguatan kapasitas tenaga kesehatan, dan pelaksanaan pengukuran serta surveilans secara berkala terus kami gencarkan,” ujar Hasan.

Hasan juga menekankan pentingnya pencegahan stunting dari akar masalahnya dengan meningkatkan kualitas sanitasi, akses air bersih, dan edukasi gizi bagi ibu hamil dan keluarga.

“Kami berupaya keras agar penurunan ini tidak hanya sementara, tetapi berkelanjutan,” tambahnya.

Wartawan : Nazar
Editor : Mukhamad

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *