Sejarah Baru untuk Tanjungpinang: RW 06 Bukit Cermin Menang Tropy Proklim Lestari 2024
Jakarta (SN) – RW 06 Kelurahan Bukit Cermin, Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kota Tanjungpinang, mencatatkan sejarah sebagai kampung iklim pertama di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang meraih Tropy Proklim Lestari 2024.
Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dalam acara Festival LIKE 2 (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Terbarukan) di Jakarta Convention Centre.
Penghargaan Tropy Proklim Lestari diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan RW 06 Bukit Cermin dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi. Pencapaian ini mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca nasional serta meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Selain RW 06 Bukit Cermin, penghargaan Tropy Proklim Utama juga diberikan kepada RW 02 Kampung Baru, Kecamatan Tanjungpinang Barat. Sertifikat Proklim Utama diraih oleh RW 06 Senggarang dan RW 01 Bukit Cermin.
Jojok Sutrisno, perwakilan dari Proklim RW 06 Bukit Cermin, bersama Nurwanis dari RW 02 Kampung Baru, mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemerintah Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepri atas dukungan dan motivasi yang diberikan.
“Terima kasih atas dukungan yang telah diberikan, sehingga kami bisa meraih penghargaan ini,” ujar keduanya usai menerima penghargaan di Jakarta, Sabtu (10/08/2024).
Mereka didampingi oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tanjungpinang, Ahmad Yani, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kepri, Hendri, Camat Tanjungpinang Barat, serta Lurah Bukit Cermin dan perwakilan LSM Alim.
Ahmad Yani dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dari empat kampung iklim yang berhasil meraih penghargaan nasional. Ia berharap pencapaian ini dapat memotivasi masyarakat Tanjungpinang untuk terus aktif dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.
“Penghargaan bukan tujuan utama, melainkan alat untuk memacu aksi,” ucap Yani.
Ahmad Yani menambahkan bahwa aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim harus diperkuat mengingat dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, gagal panen, serta peningkatan penyakit akibat iklim seperti DBD dan malaria yang mengancam kehidupan masyarakat, khususnya di Tanjungpinang yang merupakan daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Wartawan : Sahrul
Editor : Mukhamad