Buruh di Tanjungpinang Masih Banyak Menerima Upah di Bawah UMK

Tanjungpinang (SN) – Memperingati hari buruh internasional atau biasa disebut May Day tahun 2024, tenaga kerja di Tanjungpinang masih banyak yang diupah masih dibawah standar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang berlaku.
Menanggapi hal ini Penjabat (Pj) Wali Kota Tanjungpinang, Hasan mengatakan tenaga kerja di Tanjungpinang memang masih banyak yang dibayar atau di upah dengan gaji dibawah standar UMK yang berlaku.
“Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan angka kemiskinan masih cukup banyak di Tanjungpinang,” kata Hasan di Tanjungpinang, Rabu (1/04/2024).
Hal seperti ini tambah Hasan yang juga menjabat sebagai Kadis Kominfo Provinsi Kepri cukup berbeda dibandingkan dengan Kabupaten Bintan yang menjadi tetangga satu daratan dari Kota Tanjungpinang.
Hal ini tidak terlepas dari keberadaan berbagai lini usaha besar di sektor industri yang ada di Kabupaten Bintan yang sudah mampu memberikan upah sesuai dengan standar UMK.
“Kenapa di Bintan itu per kapita hanya Rp476 ribu, Tanjungpinang Rp770 ribu, ternyata di Bintan itu menerapkan upah sesuai UMK,” jelasnya.
Menurutnya lagi karena sektor pekerjaan yang digeluti biasanya berasal dari sektor jasa dan usaha UMKM yang memang belum mampu untuk membayarkan upah sesuai standar UMK.
“Tanjungpinang ini juga bukan daerah Industri, jadi jenisnya seperti penjaga toko, supermarket dan lain-lain gajinya tidak sesuai UMK, saya tidak tahu juga teknisnya,” tuturnya
Ia juga menambahakan bahwa hal ini butuh ketegasan Pemerintah agar kedepannya taraf ekonomi masyarakat dibTanjungpinang bisa meningkat.
Meskipun begitu menurutnya, tenaga yang sudah direkrut meskipun hanya satu atau dua orang ini sudah jadi karyawan. Sehingga menurutnya,
“Dan ini juga sudah kita diskusikan bersama disdagin,” ujarnya.
Hasan menyebutkan untuk mewujudkan hal ini sistem ekonomi di Tanjungpinang perlu berbenah.
Seperti sektor jasa, wisata, kuliner dan penataan kota, supaya dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung.
“Seperti Akau itukan tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat, makanya kita tata supaya bersih. Kita juga minta supaya harganya sesuai dan pasti bagi para pengunjung,” tutupnya.
Wartawan : Sahrul
Editor : M Nazarullah